Selasa, 20 Desember 2011

Ilmu Kerohanian & Kebatinan Mempelajari Jarak jauh atau Hadir

http://aurabidadari.blogspot.com/2009/06/amalan-sunan-kali-jaga.html

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah Putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Berdasarkan satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di sungai (kali), atau jaga kali (penunggu sungai). Sedangkan versi yang lain mengatakan beliau menunggu tungkat Sunan Bonang di tepi sungai. Apapun versinya yang jelas beliau mempunyai hubungan yang sangat erat dengan sungai.
Kemudian kaedah ini berkembang menjadi sebuah ritual Kum kum Sebuah teknik ritual pernafasan tenaga dalam dan kebatinan yang di katakan sangat cepat membangunkan tenaga dalaman dan tenaga kerohanian seseorang.

Fakta di atas saya kutipkan dari sebuah naskah kuno yang bertajuk Mertasinga yang merupakan pesan yang disampaikan, oleh Syekh Ataullah, salah satu guru dari Sunan Gunung Jati. Naskah ini diterjemahkan oleh Bapak Amman N. Wahjoe, yang memiliki dokumen ini secara turun menurun dalam keluarganya dan kepada anak muridnya. Penulis merupakan salah seorang yang terlibat dalam mengembangkan metode Sunan Kalijaga ini.

Kaedah kum kum ini merupakan sebuah Ritual kerohanian warisan Kanjeng Sunan Kalijaga dan sangat popular bagi peminat ilmu kebatinan ”manunggaling kuala gusti” menyatu tidak bersatu, bercerai tidak berjauhan.
Sebuah konsep sufi yang sangat terkenal dengan keampuhan pembangkitan tenaga kerohanian.
Dalam metode ini atau kaedah mengamalkan sesuatu kebatinan Versi Sunan Kalijaga ini beberapa media tertentu .Media – media ini di perlukan sebagai saranan untuk meringankan sukma dan membuka pintu tenaga dalaman anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar