http://aurabidadari.blogspot.com/2009/06/amalan-sunan-kali-jaga.html
Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia adalah Putra Adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.
Berdasarkan
satu versi masyarakat Cirebon, nama Kalijaga berasal dari Desa Kalijaga
di Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering
berendam di sungai (kali), atau jaga kali (penunggu sungai). Sedangkan
versi yang lain mengatakan beliau menunggu tungkat Sunan Bonang di tepi
sungai. Apapun versinya yang jelas beliau mempunyai hubungan yang sangat
erat dengan sungai.
Kemudian kaedah ini berkembang menjadi sebuah ritual Kum kum Sebuah
teknik ritual pernafasan tenaga dalam dan kebatinan yang di katakan
sangat cepat membangunkan tenaga dalaman dan tenaga kerohanian
seseorang.
Fakta di atas saya kutipkan dari sebuah naskah kuno yang bertajuk Mertasinga yang
merupakan pesan yang disampaikan, oleh Syekh Ataullah, salah satu guru
dari Sunan Gunung Jati. Naskah ini diterjemahkan oleh Bapak Amman N.
Wahjoe, yang memiliki dokumen ini secara turun menurun dalam keluarganya
dan kepada anak muridnya. Penulis merupakan salah seorang yang terlibat
dalam mengembangkan metode Sunan Kalijaga ini.
Kaedah
kum kum ini merupakan sebuah Ritual kerohanian warisan Kanjeng Sunan
Kalijaga dan sangat popular bagi peminat ilmu kebatinan ”manunggaling
kuala gusti” menyatu tidak bersatu, bercerai tidak berjauhan.
Sebuah konsep sufi yang sangat terkenal dengan keampuhan pembangkitan tenaga kerohanian.
Dalam
metode ini atau kaedah mengamalkan sesuatu kebatinan Versi Sunan
Kalijaga ini beberapa media tertentu .Media – media ini di perlukan
sebagai saranan untuk meringankan sukma dan membuka pintu tenaga dalaman
anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar